Aku tidak menyuruh kalian menciptakan dunia yang lebih baik, karena kurasa kemajuan bukanlah sesuatu yang harus dicapai. Aku hanya menyuruh kalian hidup di dalamnya. Tidak sekedar bertahan, tidak sekedar mengalaminya, tidak sekedar melewatinya begitu saja, tetapi hidup di dalamnya. Memperhatikannya. Mencoba mengambil maknanya. Hidup dengan nekat. Mengambil peluang. Membuat karya sendiri dan bangga terhadapnya... (Joan Didion - 1975)

Monday, November 14, 2016

Derasnya Hujan...

Derasnya hujan semakin menyelimuti kebisuan diantara kami berdua. Sesekali dia menyeruput kopi moka di dalam cangkir putih yang semakin mendingin.

"Jadi keputusanmu sudah bulat?", akhirnya dia pun memecahkan kesunyian. "Ya begitulah," jawabku sembari menghela nafas berat.


Sekarang dia duduk tepat di kursi di depan ku, kami berpandangan lama sekali seakan saling mencari isi dari hati masing-masing. "Allah Maha pemberi maaf, karena itu berilah maafmu kepada mereka," ujarnya dengan pandangan yang tetap lekat ke arahku. 

Aku pun tersenyum, merasa sangat beruntung memiliki dia yang begitu dewasa menjadi sandaran ku ketika aku merasa lelah. "iya, aku sudah memaafkan mereka," ujarku pelan.

"Kalau begitu kamu akan merubah keputusanmu?' kali ini pertanyaannya begitu penuh harap.

"Aku telah memaafkan mereka, tapi aku tak bisa melupakan apa yang telah mereka lakukan kepada ku. Karena itu aku mohon, ijinkan lah aku?" sekali ini aku memohon kepadanya.

Derasnya hujan kembali menyelimuti kebisuan diantara kami berdua. Sekali lagi dia menyeruput kopi moka di dalam cangkir putih yang semakin mendingin.

No comments: