Aku tidak menyuruh kalian menciptakan dunia yang lebih baik, karena kurasa kemajuan bukanlah sesuatu yang harus dicapai. Aku hanya menyuruh kalian hidup di dalamnya. Tidak sekedar bertahan, tidak sekedar mengalaminya, tidak sekedar melewatinya begitu saja, tetapi hidup di dalamnya. Memperhatikannya. Mencoba mengambil maknanya. Hidup dengan nekat. Mengambil peluang. Membuat karya sendiri dan bangga terhadapnya... (Joan Didion - 1975)

Sunday, January 15, 2017

Emang Siapa Yang Mau Berteman dengan Orang Egois?

Seorang teman menantang ku untuk menulis dengan tema "EGOIS". Lumayan sulit sih, berkali-kali aku menekan tombol backspace karena memang sudah lama sekali aku tidak lagi berani mengemukakan pendapatku di blog ini dalam bentuk opini.

Tapi, sebelum membahas tentang egois lebih mendalam, ada baiknya sama-sama kita terlebih dahulu mengetahui apa arti egois? Dari Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI) Egois berasal dari kata ego, yang dalam bahasa Yunani berarti aku. Jadi orang yang disebut egois adalah orang yang hanya mementingkan keakuan dirinya sendiri diatas kepentingan orang lain tanpa batas.


Melihat kesekeliling, tak dapat dipungkiri pastinya orang egois akan kita temui. Entah dilingkungan kerja, lingkungan rumah atau dalam keluarga. Tak akan sulit ditemui karena  kata Mas Dodi Mawardi dalam tulisannya di kompasiana, orang Indonesia (ternyata) paling egois sedunia, Nah loh, datanya valid tidak ya???  :D

Terus bagaimana menurutmu?

Ini aku tidak mengikuti apa yang mas Dodi Mawardi katakan, tapi coba merujuk dari pengalaman yang sekarang memang lagi sebel-sebelnya sama satu orang egois yang wara-wiri di kantor. Orang satu ini memang luar biasa, banyak hati yang tersakiti olehnya, banyak air mata yang mengalir karenanya tapi sedikit pun dia tak peduli. Keakuannya menutup hati nurani, padahal kalau saja dia menurunkan ego nya sedikiiiit saja, pastinya dia tak akan mengalami semua teman yang menjauh.

Semua teman menjauh?

Ya iyalah, emang siapa yang mau berteman dengan orang egois, yang tak pernah mau mengucap kata maaf padahal nyata-nyata dia bersalah? aku rasa jawabannya tak ada satupun yang mau. Alhasil sekarang dia dikucilkan. Semua enggan berteman dengannya. Menyapanya kalau memang perlu sekali itupun soal kerjaan. 

Tapi dalam hati aku tetap berharap dia bisa berubah dan hati nuraninya diketuk hidayah Allah. Sembari menunggu dia dapat hidayah,  aku usahain untuk tidak ikut-ikutan ketularan egois, lah kalau egois juga artinya sama saja aku dengan dia. :D

No comments: